Konsep Dasar Etika
Umum
H.
Hati Nurani
Hati Nurani memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan tingkah
laku nyata kita. Hati nurani bisa merupakan penilaian terhadap perbuatan yang
telah berlangsung dimasa lampau (retrospektif). Hati nurani juga bisa merupakan
penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan saat ini atau penilaian terhadap
perbuatan kita di masa yang akan datang (prospektif).
I.
Shame Culture dan Guilt Culture
Dalam antropologi budaya pernah dibedakan
antara dua macam kebudayaan: shame culture dan guilt culture, kebudayaan mali
dan kebuudayaan kebersalahan. Shame culture seluruhnya ditandai oleh rasa malu
dan disitu tidak dikenal rasa bersalah. Sedangkan dalam guilt culture terdapat
rasa bersalah. Menurut pandangan ini, shame culture adalah kebudayaan dimana
pengertian seperti “hormat”, “reutasi”, “nama baik”, “status”, “prestise”,
“pamor”, “pesona”, dan “gengsi” sangat ditekankan.Sebaliknya guilt culture
adalah kebudayaan dimana pengertiannya seperti “dosa” (sin), “kebersalahan”,
(guilt), dan sebagainya sangat dipentingkan. Sekalipun suatu kejahatan tidak
akan pernah diketahui oleh orang lain, namun sipelaku merasa bersalah juga.
Mereka menjelaskan lagi bahwa shame
culture bersifat statis, ketinggalan di bidang ekonomi, tidak memiliki
norma-norma moral yang absolut, dan ditandai oleh “psikolog massa”. Sebaliknya,
guilt culture khususnya bila mana rasa bersalah dihayati secara individual
sanggup untuk mengadakan perubahan progresif (termasuk fenomena seperti
industrialisasi), memiliki norma norma moral yang absolut, dan memperhatikan
kesejahteraan serta martabat individu. Dalam hal ini mereka menunjukan
kepada pendapat sosiolog besar, Max Weber (1864-1920) bahwa, “etika protestan”
(dalam arti, nilai-nilai khusus yang menurut dia menandai agama protestan,
seperti misalnya: hidup sederhana, menghemat, bekerja keras dan sebagainya).
Antropologi ternama, Clifford Geertz,
umpamanya, menganggap paham-paham shame and guilt terlalu dekat satu sama lain
untuk dapat dibedakan dengan jelas. Milton singer, antropolog dari Universitas
Chicago, telah mengemukakan kritik yang teliti dan seimbang. Antara lain ia
membantah bahwa untuk rasa malu sanksinya selalu datang dari luar.
Kesimpulan antropologi budaya itu
mempunyai relevansi juga, karena hal itu menunjukan bahwa hati nurani memainkan
peranan dalam hampir semua kebudayaan. Tapi bila tidak ada same culture dan
guilt culture dalam bentuk murni, dalam arti semata mate shame culture atau
semata mata guilt culture, maka tidak ada keberatan untuk mengakui bahwa suatau
kebudayaan lebih terarah kepada shame culture dan kebudayaan lain lebih terarah
pada guilt culture. Dan dalam hubungan ini bisa diakui juga bahwa hati nurani
memainkan peranan lebih besar dalam suatu kebudayaan dari pada dalam kebuyaan
lain.
J. Kebebasan
dan Tanggung Jawab
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab,
sehingga pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia
itu bertanggung jawab.
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab.
Batas-batas kebebasan meliputi:
a. Faktor internal.
b. Lingkungar.
c. Kebebasan orang lain.
d. Generasi penerus yang akan
datang.
K. Nilai
dan Norma
Nilai adalah :
Nilai merupakan sesuatu yang baik, menarik, menyenangkan, disukai dan
diinginkan manusia, dengan kata lain memiliki konotasi yang positif.
1. Sifat hal yang penting, berguna
bagi kemanusiaan
2. Sesuatu yang paling dibanggakan
3. Sesuatu yang ingin dicapai
4. Sesuatu yang dikagumi
5. Kualitas atau fakta
Norma adalah :
Norma berarti kaidah atau aturan yang dipakai
sebagai tolok ukur menilai sesuatu.
1. Ukuran
2. Suatu aturan
3. Pedoman yang mengatur tingkah
laku masyarakat
4. Standar pertimbangan
Nilai merupakan sesuatu yang
baik, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan,
sesuatu yang disukai,sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hang Jonas
nilai adalah the addressof a yes, sesuatu yang ditunjukkan dengan kata ya kita.
Sesuatu yang kita iakan. Nilai mempunyai konotasi yang positif.
Nilai mempunyai tiga ciri:
a. Berkaitan dengan subyek.
b. Tampil dalam sutu niali yang praktis karena subyek ingin membuat
sesuatu.
c. Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat
yang dimiliki obyek.
Norma berasal dari
bahsa Latin Norma, artinya aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur
menilai sesuatu.
Norma umum meliputi
tiga hal:
a. Norma
kesopanan atau etiket
b. Norma hukum
c. Norma moral, adalah norma yang
tertinggi dan norma moral tidak dapat dilampaui oleh
norma
yang lain tetapi menilai norma-norma yang lain.
Sumber
dari nilai dan norma adalah agama, kebudayaan, nasionalisme, dan lain-lain.
L. Hak
dan Kewajiban
Hak merupakan pengakuan
yang dibuat oleh orang atau
sekelompok orang terhadap orang atau sekelompok orang lain. Setiap kewajiban seseorang
berkaitan dengan hak orang lain.
Kewajiban sempurna artinya
kewajiban didasarkan atas keadialn, selalu terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban tidak sempurna,
tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bisa didasarkan atas kemurahan hati
atau niat berbuat baik.
M. Menjadi
Manusia yang Baik
Manusia adalah makhluk
ciptaan tuhan yang paling sempurna yang di karuniai akal budi, kehendak, dan
perasaan. Akal merupakan alat berfikir sebagai sumber ilmu dan tekhnologi.
Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni dan budaya,
sedangkan kehendak merupakan alat untuk menyatakan pilihan sehingga manusia
memiliki kemampuan untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Manusia
juga merupakan makhluk sosial yang selalu terikat dengan lingkungannya oleh
karena itu manusia selalu berprilaku etis pada lingkungannya. Perilaku etis
inilah yang mendasari munculnya etika sebagai sebuah ilmu yang mempelajari
nilai-nilai yang baik dan buruk dalam kehidupan. Bahkan etika berkembang tidak
sekedar sebagai ilmu tentang nilai baik dan buruk, melainkan sebagai studi
tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan
tentang yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatannya.