F. Manfaat Belajar Filsafat Ilmu
Pengetahuan
Dengan
mempelajari filsafat pengetahuan dan ilmu pengetahuan, khususnya cara kerja
ilmu pengetahuan. Seseorang akan memperoleh manfaat yang besar sekali bagi
kerjanya kelak di kemudian hari sebagai polisi, ahli hukum, wartawan, teknisi,
ataupun sebagai manajer karena pekerjaan-pekerjaan ini - dan semua pekerjaan
lainnya – pada dasarnya berkaitan dengan upaya memecahkan masalah tertentu.
Inilah yang dipelajari dalam kaitan dengan filsafat ilmu pengetahuan. Yang
terutama di pelajari dalam masing-masing ilmu adalah kemampuan teknis dalam
masing-masing ilmu untuk memecahkan persoalan dari sudut ilmu masing-masing,
sedangkan filsafat ilmu pengetahuan lebih melatih mahasiswa untuk mampu melihat
masalah, mampu melihat sebabnya, apa akibatnya, dan apa solusinya.
Ilmu
pengetahuan tidak hanya bersifat puritan-elitis, melainkan juga pragmatis.
Dalam pengertian, ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti sekedar memuaskan rasa
ingin tahu manusia. Melainkan juga bermaksud membantu manusia untuk memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam hidupnya.
G. Ruang Lingkup Dan Kedudukan Filsafat Ilmu
Ruang lingkup dalam bidang filsafat mencakup dua pokok bahasan yaitu,
sifat ilmu pengetahuan dan cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah.
Filsafat ilmu dikolompokan menjadi dua, yaitu :
1. Filsafat
ilmu umum
Kelompok ini mencakup kajian tentang
persoalan kesatuan, keseragaman, serta hubungan diantara segenap ilmu.
2. Filsafat ilmu khusus
Kelompok
ini membahas tentang kategori serta metode yang digunakan pada ilmu tertentu.
Filsafat ilmu dapat pula dikelompokan berdasarkan
model pendekatan, yaitu :
1.
Filsafat ilmu terapan
Yaitu filsafat ilmu
yang mengkaji pokok pikiran yang melatarbelakangi pengetahuan normatif ilmu.
2.
Filsafat ilmu murni
Yaitu bentuk kajian
filsafat yang menelaah secara kritis dan eksploratif terhadap materi
kefilsafatan dan membuka kemungkinan berkembangnya ilmu baru.
H. Sejarah Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Pemikiran filsafati banyak
dipengaruhi oleh lingkungan. Namun pada dasarnya filsafat baik di Barat, India,
dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Tema yang pokok di filsafat Cina adalah masalah
perikemanusiaan (jen). Pembagian secara periodisasi filsafat India adalah
periode Weda, Wiracarita, Sutra-sutra, dan Skolastik. Dalam filsafat India yang
penting adalah bagaimana manusia bisa berteman dengan dunia bukan untuk
menguasai dunia. Adapun pada Filsafat Islam hanya ada dua periode, yaitu periode
Mutakallimin dan periode filsafat Islam. Untuk sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan di sini pembahasan mengacu ke pemikiran filsafat di Barat.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat
penting dalam sejarah poradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan
pola pikir manusia darimite-mite menjadi yang lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan
mitos untuk menjelaskari fenomena alam,
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini tidak langsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap,
evolutif. untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melalui
pembagian atau klasifikasi secara periodik; karena setiap periode menampilkan
ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran
secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodesasi
perkembangan ilmu di sini dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada
kontemporer.(Drs.Surajiyo ;hal 80)
I.
Landasan Penelaahan Ilmu
Landasan pokok dalam penelaahan ilmu
bertumpu pada tiga cabang filsafat, yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi.
Landasan ontologi berkaitan dengan pemahaman seseorang tentang kenyataan,
landasan epistemologi memberikan pemahaman tentang sumber dan sarana
pengetahuan manusia sedangkan landasan aksiologi yang memberikan suatu
pemahaman tentang nilai hubungan kualitas obyek dengan subyek (ilmuan) .
1. Landasan Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitannya dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu, bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut .
1. Landasan Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitannya dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu, bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut .
2. Landasan Epistimologi
Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
3. Landasan Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu.
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu.
J. Sarana
Berfikir Ilmiah Dalam Filsafat
Sarana ilmiah
pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah
yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan
kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa
memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu
merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk
itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan
logika induktif .Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian
ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau
menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus
didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu
langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan
masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah
tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.
Pengertian Sarana
Berfikir Ilmiah Menurut Para Ahli :
1. Menurut Salam
(1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan
ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun
S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan
yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan
deduksi.
3. Menurut Kartono (1996,
dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang
luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar